Kebudayaan Belum Diperjuangkan


KOMPAS/LASTI KURNIA
Jero Wacik

Selasa, 20 Oktober 2009


SEMARANG, KOMPAS.com- Budayawan Agus Maladi di Kota Semarang, Selasa (20/10), mengatakan, pemerintah di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata selama lima tahun terakhir belum memperjuangan kebudayaan. Kebudayaan masih dipandang sebagai komoditas dagang yang dijual dalam kemasan wisata.

Agus yang juga pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang itu mengkritik kinerja Menteri Budpar Jero Wacik yang selama ini sukses memanajemen wisata tetapi tidak dapat mengembangkan budaya. Akibatnya, substansi kebudayaan kian luntur.

"Mungkin juga karena pengaruh latar belakang Jero Wacik yang dari sektor pariwisata. Namun, terlepas dari itu, seharusnya ada pemisahan antara bidang kebudayaan dan pariwisata. Dua bidang itu sangat berbeda," kata Agus.

Kebudayaan berbicara mengenai nilai-nilai, sedangkan pariwisata bicara tentang bagaimana mengelola aset, dan menjualnya untuk mendapat keuntungan. Karena itu, sulit ketika dua hal itu dijadikan satu.

Jero Wacik, menurut Agus, dapat dikatakan berhasil dalam mengelola wisata karena target secara angka dapat dicapai. Namun di sisi lain, itu menyebabkan kebudayaan Indonesia menjadi sekadar komoditas. Bahkan timbul rekayasa kebudayaan.

Budaya tidak dapat disederhanakan menjadi sebatas kesenian dan pertunjukan. Ketika pemahaman tentang budaya menjadi sempit, timbullah perasaan marah ketika ada klaim dari negara lain. "Diplomasi kebudayaan kita masih sangat kurang," ujar Agus.

Agus juga mengatakan, ketiadaan lembaga budaya memberi pengaruh besar terhadap merosotnya nilai-nilai budaya. Pemerintahan ke depan seharusnya memperhitungkan hal itu.

UTI

Editor: msh

http://oase.kompas.com/read/xml/2009/10/20/19275028/kebudayaan.belum.diperjuangkan.

No comments:

Post a Comment